Search This Blog

Saturday 26 September 2015

Hari Keberuntungan

Salam pecinta cerpen setanah air :)
kali ini saya postkan cerpen HARI KEBERUNTUNGAN yang konyol :v
tpi woles gk bakal nyesel dech lok baca ampek akhir ceritannya :)
selamat membaca dan menikmati hari-harimu dengan penuh senyuman indahmu :)
let's go !!!!





“08.17.”
“Arrgghh!!! Aku telat!!!” teriakku keras saat melihat jam di handphoneku.
Teriak-teriak gak jelas sambil memakai baju, mulutku terus mengoceh kesal. Dan kali ini aku ke kampus tanpa make bedak, lipstick bahkan eyeliner pun tidak. Aku takut telat karena tidak akan diizinkan si dosen masuk ruangan. Dengan cepat asal saja aku masukkan buku-buku ke dalam tas. Tidak lupa aku memasukkan handphoneku juga. Saat sedang mengunci pintu, tiba-tiba ada yang meneleponku. Aku heran mengapa jam-jam segini ada yang meneleponku. Tangan kananku sedang berusaha mengunci pintu sembari membantu handphoneku menempel ke telingaku.
“Halo, halo… halo bang?” tanyaku pada seseorang di balik telepon itu. Saking terburu-burunya, handphoneku pun terjatuh.
Praakk!! Dan sambungan telepon itu juga terputus. Tuttt! Tuttt! Tuttt!
“Oh my god!” ucapku kesal.
Saat mengambil handphone yang jatuh, aku melihat kancing bajuku masih terbuka. Untung saja aku pake tank top jadi tidak kelihatan isi di dalamnya. Lalu aku dengan cepat mangancingkannya. “Ya Tuhan kenapa aku kacau sekali hari ini” teriakku kesal dalam hati.
Kemudian dengan langkah terburu-buru aku menuju kampus. Aku menelepon seorang teman untuk menanyakan si dosen sudah masuk atau belum.
“Titt. Titt. Halo?”
“Hah, halo. Udah datang bapak itu?”
“Belum. Cepatkan kaulah.”
“Oke, oke.”
Lalu ku tutup pembicaraan singkat itu segera.
Dan untuk kesekian kalinya aku harus naik becak. Aku paling tidak suka naik becak, tapi apa daya daripada aku telat, ya kan? Tidak butuh waktu lama, akhirnya aku sampai di kampus. Dengan setengah berlari aku menuju ruangan. Entah kenapa mahasiswa lain melihatiku. Mereka bisik-bisik, bahkan ada yang tersenyum dan tertawa juga. What’s wrong with me? I don’t know. Whatever-lah.
Hari ini kami ada kuis, so wajar kalau teman-temanku sudah duduk manis di kursinya sambil membaca buku. Dengan langkah siput, aku menanyakan temanku dari luar ruangan untuk memastikan si dosen sudah masuk atau belum. And I so lucky, si dosen belum datang. Dengan cepat aku masuk, tapi teman-teman menertawaiku. Saat itu ribut sekali.
“Yang baru bangunnya kau, Ndah? Berantakan kali rambutmu” sambut seorang temanku cowok sambil tersenyum geli.
“Hehehe, iya. Gak sempat lagi nyisir rambut” jawabku cengengesan.
Udah terburu-buru dari kos, ehh ternyata si dosen lupa kalau hari ini ada kuis. Tapi gak apa-apa. Paling tidak pikiranku sedikit ringan. Hari itu lama sekali waktu berputar. Satu jam saja terasa seperti satu windu. Mata bengkak, penampilan berantakan serta muka pucat karena kurang tidur.
Jam sepuluh lewat aku sudah sampai di kos. Ku manjakan tubuhku di atas kasur empukku hingga terlelap ke alam sadar. Aku ingin membalas tidurku yang kurang tadi subuh. Dalam sekejap aku terbangun karena aku merasa ada beban di pikiranku. Ya! Tugas kuliah dan peka-elku belum selesai.
“Mampus aku.” Dengan cepat ku keluarkan notebookku dari lemari yang berada tepat di depan kasurku.
Mulai menjelajahi mbah google untuk mencari jawabannya, tapi gak dapat-dapat juga. Di sisi lain pikiranku lari ke pemira fakultasku yang akan diadakan akhir bulan ini. Organisasiku akan melakukan koalisasi dengan organisasi lain. Dan kami akan mengadakan pertemuan malam ini di kosku. Aku mendapat telepon kalau nanti sore ada bedah buku di sebuah cafe. Aku diminta untuk mengumpulkan massa menghadiri acara yang diadakan caleg itu. Yaa… katanya sih tahun ini tahunnya politik.
Acaranya cukup menarik, tapi menarik karena aku yang lapar bisa dengan seenaknya menyantap makanan yang disediakan pihak cafe. Menunya simpel seperti kacang rebus, goreng pisang, ubi goreng dengan pilihan minuman teh manis dan kopi. Belum lagi ditengah-tengah acara, kedua teman pengurusku adu mulut. Capcus deh.
Jumat ini cuaca tidak mendukung. Kadang gerimis, bahkan hujan. Karena cuaca ini pertemuan kami terpending sampai jam sepuluh kurang. Banyak hal yang kami bahas dengan pihak koalisi. Hingga jam dua belas malam lewat aktivitas organisasiku terhenti. Akhirnya ku berikan kesempatan untuk tubuhku menikmati masa-masa indahnya dengan terlelap dalam mimpi.
Flashback penyebab aku telat.
“05.00.”
Alarm handphoneku berbunyi. Aku sengaja menyetel alarm biar bisa bangun cepat. Mataku tidak ingin melihat dunia, ia masih ingin dalam kegelapan subuh itu. Mau atau tidak aku memaksakan mataku terbuka. Aku menelepon si do’i. Ternyata ia belum ada tidur semalaman. Kami hanya sebentar saja mengobrol karena gratisan telepon sudah habis. Membaca buku subuh itu tidak lantas diterima dengan cepat oleh otakku. Sepertinya otakku masih tidur. Lalu ku baringkan lagi tubuhku di kasur sambil memeluk bantal guling. Dan aku pun tertidur.
“06.43.”
Aku terbangun. Sebenarnya selama hampir dua jam itu aku sesekali bangun untuk mengecek jam. Aku pun mandi dan menyegarkan tubuhku. Airnya dingin sekali. Tubuhku menggigil. Selesai itu, aku baringkan tubuhku kembali sembari menunggu jam delapan, tapi? Aku pun tertidur pulas hingga terlambat bangun.
The End

No comments:

Post a Comment